Kesehatan
Mental itu Gak Penting!: Mengungkap Ancaman Tersembunyi dari Media Sosial bagi
Generasi Z
Oleh:
Jajang Muhariyansah
Pada
suatu pagi yang cerah di bulan Mei, Fatin, seorang gadis berusia 16 tahun,
bangun dengan perasaan cemas. Malam sebelumnya, ia mengunggah foto di Instagram
yang berharap akan mendapatkan banyak 'likes'. Namun, yang terjadi sebaliknya,
komentarnya dipenuhi oleh kritik dan ejekan. Fatin merasa terpuruk. Dia merasa
harga dirinya hancur dan mulai mempertanyakan nilai dirinya. Kasus seperti Fatin
bukanlah hal yang langka di kalangan Generasi Z, yang tumbuh di era di mana
validasi sosial seringkali diukur dari interaksi digital. Generasi Z, yang
lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, adalah generasi pertama
yang tumbuh dengan internet dan teknologi digital sebagai bagian integral dari
kehidupan sehari-hari. Meskipun digitalisasi telah membawa banyak manfaat,
seperti akses informasi yang luas dan koneksi global, dampak negatifnya
terhadap kesehatan mental juga sangat nyata. Generasi Z menghadapi tekanan yang
belum pernah dialami oleh generasi sebelumnya, salah satunya adalah tekanan
untuk selalu terlihat sempurna di media sosial.
Salah
satu kasus yang mengguncang dunia adalah kisah Molly Russell, seorang gadis
berusia 14 tahun dari Inggris yang bunuh diri pada tahun 2017. Setelah
kematiannya, keluarganya menemukan bahwa Molly telah melihat konten tentang
depresi, bunuh diri, dan menyakiti diri sendiri di platform media sosial
seperti Instagram dan Pinterest. Penyelidikan mengungkapkan bahwa Molly
terpengaruh oleh konten negatif yang dihadapinya secara online yang
mempengaruhi Kesehatan mentalnya, yang pada akhirnya memperburuk kondisi
mentalnya. Media sosial menciptakan lingkungan di mana Generasi Z merasa perlu
untuk terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain. Kesehatan
mental adalah kondisi yang penting bagi kesejahteraan seseorang secara
keseluruhan. Ini melibatkan bagaimana seseorang merasakan, berpikir,
berperilaku, dan bagaimana individu tersebut mengatasi stres, menjalin
hubungan, dan membuat keputusan sehari-hari. Kesehatan mental yang baik dapat
memungkinkan seseorang untuk mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari, menjaga
hubungan yang sehat, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Namun,
kesehatan mental bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik,
lingkungan, peristiwa kehidupan, serta faktor biologis dan psikologis lainnya.
Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, dan skizofrenia
adalah contoh kondisi yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Penting
untuk diingat bahwa kesehatan mental adalah bagian integral dari kesehatan
secara keseluruhan. Perhatian yang tepat terhadap kesehatan mental dapat
membantu individu mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Ini
juga memiliki dampak positif pada produktivitas, hubungan sosial, dan
kesejahteraan secara keseluruhan.
Foto-foto
yang disaring dan dipoles dengan sempurna menciptakan standar kecantikan dan
kesuksesan yang tidak realistis, yang dapat menyebabkan perasaan rendah diri
dan kecemasan yang terus-menerus. Kebutuhan akan validasi oleh orang lain
sangat mempengaruhi mental generasi saat ini, membuat mereka rentan terhadap
masalah serius seperti cyberbullying. Cyberbullying adalah
masalah yang sering kali tidak terlihat namun memiliki dampak yang
menghancurkan. Kasus seperti yang dialami Fatin menunjukkan betapa mudahnya
seseorang dapat menjadi target ejekan dan penghinaan di media sosial. Berbeda
dengan bullying konvensional, cyberbullying bisa terjadi kapan saja dan
di mana saja, memperpanjang penderitaan korbannya. Selain itu, paparan konten
berbahaya juga menjadi ancaman besar. Seperti yang terlihat dalam kasus Molly
Russell, paparan konten yang mempromosikan depresi dan bunuh diri bisa sangat
berbahaya. Algoritma media sosial seringkali secara tidak sengaja mendorong
pengguna untuk melihat lebih banyak konten serupa, menciptakan spiral negatif
yang sulit dihindari oleh mereka yang rentan. Algoritma media sosial adalah
serangkaian aturan dan prosedur yang digunakan oleh platform media sosial untuk
menentukan konten apa yang ditampilkan kepada pengguna. Algoritma ini dirancang
untuk mengatur dan menyaring konten dari berbagai akun yang diikuti oleh
pengguna, sehingga mereka dapat melihat yang paling relevan atau menarik bagi
mereka. Meskipun algoritma media sosial berusaha untuk menyajikan konten yang
paling relevan dan menarik bagi pengguna, ada beberapa kekhawatiran terkait
dengan cara kerjanya. Misalnya, beberapa orang khawatir bahwa algoritma dapat
menciptakan gelembung informasi di mana pengguna hanya terpapar pada sudut
pandang yang sama dan tidak mendapatkan informasi yang beragam. Selain itu, ada
juga kekhawatiran tentang bagaimana algoritma dapat mempengaruhi persepsi dan
perilaku pengguna, terutama terkait dengan isu-isu seperti kesehatan mental dan
keamanan online.
Lalu,
Apa yang Bisa Dilakukan? Salah satu langkah penting adalah memberikan edukasi
digital yang memadai tentang penggunaan internet dan media sosial yang sehat.
Sekolah dan orang tua harus bekerja sama untuk mengajarkan Generasi Z cara
mengenali dan menghindari konten berbahaya, serta bagaimana melaporkan dan
memblokir akun yang menyebarkan konten negatif. Salah satu influencer
Indonesia yang sangat peduli dengan kesehatan mental adalah Gritte Agatha.
Gritte Agatha dikenal sebagai seorang public figure yang aktif
membagikan pengalaman dan pemikirannya tentang kesehatan mental di media
sosial. Dia sering berbicara terbuka tentang perjuangannya dengan kecemasan dan
depresi, serta berbagi tips dan saran kepada pengikutnya tentang bagaimana
mengatasi masalah kesehatan mental. Melalui platform-platform seperti Instagram
dan YouTube, Gritte Agatha mengajak pengikutnya untuk memahami pentingnya
menjaga kesehatan mental dan mencari bantuan saat diperlukan. Dia juga sering
membagikan cerita inspiratif dan motivasional untuk memberikan dukungan kepada
mereka yang mungkin sedang mengalami kesulitan. Selain Gritte Agatha, ada pula influencer
lain seperti Raisa Andriana yang aktif dalam mempromosikan kesadaran tentang
kesehatan mental. Raisa sering membagikan pesan-pesan positif dan dukungan
kepada pengikutnya, serta berbicara tentang pentingnya menjaga kesehatan mental
dengan baik. Kehadiran influencer seperti Gritte Agatha dan Raisa Andriana
sangat berarti dalam membantu mengubah stigma negatif terkait dengan masalah
kesehatan mental di Indonesia. Mereka menggunakan platform mereka untuk
memberikan edukasi, dukungan, dan inspirasi kepada pengikutnya, sehingga
membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya kesehatan
mental.
Selanjutnya,
akses ke dukungan psikologis harus ditingkatkan, baik di sekolah maupun melalui
layanan online, dengan program konseling dan terapi online yang dapat menjadi
solusi efektif bagi mereka yang enggan mencari bantuan secara langsung.
Pemerintah dan platform media sosial juga harus bekerja sama untuk membuat dan
menegakkan kebijakan yang melindungi pengguna muda dari konten berbahaya.
Misalnya, Instagram dan Pinterest telah mulai mengambil langkah-langkah untuk
membatasi akses ke konten yang mempromosikan penyakitan diri sendiri dan bunuh
diri, namun masih banyak yang perlu dilakukan. Terakhir, kampanye kesadaran
tentang dampak negatif media sosial dan pentingnya kesehatan mental dapat
membantu mengubah persepsi dan sikap terhadap penggunaan teknologi digital.
Kampanye ini harus melibatkan tokoh publik dan influencer yang memiliki
pengaruh besar di kalangan Generasi Z.
Kisah
Fatin dan Molly Russell adalah pengingat yang kuat tentang betapa pentingnya
menjaga kesehatan mental di era digital. Digitalisasi telah membawa banyak
manfaat, tetapi juga tantangan yang signifikan, terutama bagi Generasi Z.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, edukasi, dan dukungan, kita dapat
membantu Generasi Z untuk menavigasi dunia digital dengan lebih aman dan sehat.
Masa depan ada di tangan mereka, dan dengan dukungan yang tepat, mereka dapat
memanfaatkan teknologi untuk kebaikan, sambil menjaga kesehatan mental mereka
tetap stabil. Mari kita bekerja sama untuk menciptakan lingkungan digital yang
lebih aman dan mendukung bagi generasi muda kita.