Urgensi Berorganisasi bagi Pelajar

 

Pentingnya Berorganisasi: Kisah Pribadi

Oleh: Jajang Muhariyansah


Mengapa berorganisasi itu penting? Pertanyaan ini mungkin sering muncul, dan jawabannya bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Bagi saya, berorganisasi adalah salah satu langkah paling penting dalam hidup saya. Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman dan pemahaman saya tentang pentingnya berorganisasi serta dampaknya dalam berbagai aspek kehidupan.

Awal dan Motivasi

Saya memulai berorganisasi sejak dibangku SMP waktu itu saya menjadi wakil ketua OSIS, berlanjut dibangku SMA saya dipercaya menjadi ketua OSIS dari hasil pemilihan umum siswa dan guru. Saya masih ingat ketika awal bergabung dengan organisasi mahasiswa di kampus. Awalnya, motivasi saya sederhana: ingin memperluas jaringan pertemanan dan mencari kegiatan positif di luar akademik. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa organisasi menawarkan lebih dari itu. Organisasi adalah tempat belajar yang berharga, di mana kita bisa mengembangkan kemampuan kepemimpinan, komunikasi, dan kerja sama tim.

Pembelajaran dari Pengalaman:

1.      Kepemimpinan dan Tanggung Jawab

        Dalam organisasi, saya belajar tentang pentingnya kepemimpinan yang baik. Menjadi seorang pemimpin bukan hanya tentang memberi arahan, tetapi juga tentang mendengarkan, berempati, dan mampu membuat keputusan di saat-saat sulit. Saya sering kali harus memimpin proyek besar dengan tanggung jawab yang berat. Pengalaman ini mengajarkan saya untuk lebih disiplin dan bertanggung jawab, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.

2.      Kerja Sama Tim

         Salah satu pelajaran terpenting dari berorganisasi adalah bagaimana bekerja dalam tim. Bekerja dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan pemikiran membuka wawasan saya tentang pentingnya saling menghormati dan memahami perbedaan. Dalam organisasi, keberhasilan dicapai bukan oleh satu individu, tetapi oleh seluruh tim yang bekerja dengan harmonis dan kompak.

3.      Kemampuan Manajemen Waktu

        Mengatur waktu antara akademik, organisasi, dan kehidupan pribadi adalah tantangan tersendiri. Namun, dari sinilah saya belajar tentang manajemen waktu yang efektif. Setiap kegiatan dan tanggung jawab yang saya emban membantu saya untuk lebih terorganisir dan mampu menentukan prioritas dengan bijak.

Nilai-nilai yang Tertanam

Berorganisasi juga menanamkan nilai-nilai penting dalam diri saya, seperti integritas, komitmen, dan loyalitas. Nilai-nilai ini menjadi landasan dalam setiap tindakan dan keputusan yang saya ambil, baik di dalam maupun di luar organisasi. KH. Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, pernah berkata, "Organisasi bukan tujuan, tetapi alat untuk mencapai tujuan." Ini membuat saya sadar bahwa organisasi adalah sarana untuk mengembangkan diri dan berkontribusi lebih bagi masyarakat.

Motivasi untuk Terus Berkontribusi

Setelah menyelesaikan studi, pengalaman berorganisasi tidak serta merta berhenti. Justru, saya merasa memiliki kewajiban moral untuk terus berkontribusi bagi masyarakat melalui berbagai organisasi sosial dan profesi. Semangat untuk terus belajar, berbagi, dan berkontribusi inilah yang menjadi pendorong utama dalam setiap langkah saya. Berdasarkan pengalaman pribadi saya, berorganisasi adalah suatu keharusan bagi setiap individu yang ingin berkembang dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Organisasi tidak hanya membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berkontribusi secara nyata bagi masyarakat. Sebagai penutup, saya ingin mengutip kata-kata dari Mahatma Gandhi, "The best way to find yourself is to lose yourself in the service of others" (Cara terbaik untuk menemukan diri sendiri adalah dengan kehilangan diri dalam pelayanan kepada orang lain). Melalui berorganisasi, kita menemukan diri kita yang sebenarnya dengan melayani dan berkontribusi bagi orang lain.

Semoga tulisan ini dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih aktif berorganisasi dan merasakan manfaat besar yang ditawarkannya.

LihatTutupKomentar