MATERI LAKMUD: KEPEMIMPINAN II
A.
Kepemimpinan II
A.
Tujuan
Pembelajaran
1.
Peserta mengetahui pengertian dan
tipologi kepemimpinan
2.
Peserta memahami fungsi pemimpin
3.
Peserta mengetahui dan mampu
meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW
B.
Pendalaman
Materi
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor utama dalam
pencapaian tujuan sebuah organiasi. Namun dalam usaha pencapaian tujuan
tersebut tetap memperhatikan perilaku para bawahan dimana perilaku tersebut
membentuk sebuah budaya dalam organisasi. Perilaku para bawahan tersebut
sebagai pertimbangan oleh pemimpinan untuk mengambil keputusan. Seorang
pemimpin merupakan unsur penting dalam menjalankan kehidupan berorganisasi
dengan memperhatikan kondisi para bawahannya. Sehingga pemimpin tersebut dalam
mengambil keputusan haruslah melibatkan peran serta para 146 bawahannya. Keputusan pelibatan bawahan tersebut sebagai upaya mengakomodir
ide-ide yang bersifat membangun demi tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena
itu patut dicermati bahwa di dalam organisasi terdapat budaya yang telah
terbentuk dalam rutinitas kehidupan berorganisasi. Penempatan perilaku
kepemimpinan sesuai budaya organisasi sangat penting dalam rangka mengarahkan
peilaku bawahan untuk penyelesaian tugas yang berorientasi tujuan organisasi.
Kepemimpinan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan leadership memiliki arti
luas meliputi “ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin,
ciri kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan” (Tikno Lensuie). Kepemimpinan
mengacu pada seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau lembaga, dan bukan
sekedar memimpin upacara bendera, paduan suara dan sejenisnya (memimpin
sesaat). Berikut ini hal-hal yang patut diperhatikan dalam memimpin suatu
organisasi:
a) Efektivitas kepemimpinan bukan
berdasarkan penunjukannya, melainkan penerimaan para anggota terhadap
kepemimpinannya
b)
Efektivitas kepemimpinan
tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
c)
Efektivitas kepemimpinan menuntut
kemahiran untuk “membaca” situasi.
d)
Sikap dan perilaku seseorang
terbentuk dari pertumbuhan dan perkembangan
e)
Anggota yang mampu menyesuaikan
cara berpikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi dapat mewujudkan
kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi. Adapun konsepsi mengenai
kepemimpinan harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, Pertama, Kekuasaaan Adalah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada
pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu. Kedua, Kewibawaan
yang merupakan kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu mengatur
orang lain. Sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin, dan bersedia melakukan
perbuatan-perbuatan tertentu.dan Ketiga, merupakan segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan ketrampilan
tehnis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.
2. Teori Kepemimpinan
Disini akan dibahas lebih spesifik terkait
dengan teori kepemimpinan organisasi. Ada beberapa teori kepemimpinan
dalam organisasi:
a. Teori sifat: kecerdasan,
inisiatif, keterbukaan dan perasaan humor, antusiasme, kejujuran, simpatik,
kepercayaan pada diri sendiri /PD
b.
Teori Kelompok (berskala
psikologi sosial) : Pertukaran antara pemimpin dan pengikutnya, konsep
sosiologi, memperhitungkan dan membantu pengikutnya, pemberian perhatian
c.
Teori Situasional dan model
kontingensi : Hubungan pemimpin dan struktur fungsi, derajat tugas dan
struktutur tugas, otorita formal (kontingensi), diterima oleh pengikutnya,
tugas dan semua berhubungan dengannya ditentukan dengan secara jelas,
penggunaan otoritas dan kekuasaan secara forma
d.
Teori jalan-jalan kecil-tujuan :
Kepemimpinan direktif, pemimpin mendukung partisipatif, pemimpin berorintasi
pada prestasi
3.
Tipologi
Kepemimpinan
Pemimpin itu mempunyai sifat, temperamen, watak dan kepribadian
sendiri yang unik, khas, sehingga tingkah laku dan gayanya sendiri yang
membedakan dirinya dari orang lain. Gaya dan tipe hidupnya ini pasti akan
mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Sehingga muncullah beberapa
tipologi kepemimpinan sebagai berikut:
1.
Tipe Kharismatik, adalah tipe
pemimpin kharismatik ini memiliki daya tarik dan wibawa yang luar biasa,
sehingga mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Dia dianggap mempunyai
kekuatan ghaib yang diperolehnya dari kekuatan Yang Maha Esa.
2.
Tipe Paternalistis (tipe
kepemimpinan orang tua) dengan ciri-ciri pertama Menganggap bawahannya sebagai
manusia yang belum dewasa.kedua bersikap terlalu melindungi dan Selalu bersikap mau tahu dan maha benar.
3.
Tipe Militeristik, dengan
ciri-ciri. Pertama Lebih banyak
menggunakan sistem perintah terhadap bawahannya. Kedua Menuntut adanya disiplin keras
dan kaku dari bawahannya. Ketiga Tidak menghedaki saran-saran dan kritik dari bawahannya. Keempat, Komunikasi hanya berlangsung satu arah
4.
Tipe Otokratis, Kepemimpinan otokrat
mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang selalu harus dipatuhi.
Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai “pemain tunggal”
5.
Tipe Laisser Faire, Pada tipe
kepemimipinan Laisser faire sang pemimpin praktis tidak memimpin, sebab dia
memberikan kelompoknya berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi
dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggungjawab harus dilakukan
oleh bawahannya. Dia merupakan pimpinan simbol, dan biasanya tidak memiliki
ketrampilan teknis. Sebab duduknya sebagai pimpinan biasanya diperolehnya
melalui penyogokan, suapan atau berkat ada sistem nepotisme.
6.
Tipe Demokratis, Kepemimpinan
demokratis memberikan bimbingan efisien kepada para pengikutnya, Terdapat
koordinasi pekerjaan dari semua bawahan dengan penekanan rasa tanggung jawab
internal dan bekerja sama yang baik. Kepemimpinan demokratis menghargai setiap
potensi individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan, bersedia
mengakui keahlihan para spesialis dengan bidangnya masing-masing, dan mampu
memanfa’atkan setiap anggota selektif mungkin pada saat kondisi yang tepat.
4. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi seorang atasan ialah
melakukan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri atas: merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi. Menurut Hadari Nawawi, secara operasional
dapat dibedakan “lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
a)
Fungsi Instruktif Pemimpin
berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana
(cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan
hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat
diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah
melaksanakan perintah
b)
Fungsi Konstaultif Pemimpin dapat
menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut
digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan
bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
c)
Fungsi Partisipatif Dalam
menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya.
Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan
posisi masing-masing.
d)
Fungsi Delegasi Dalam menjalankan
fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat atau
menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang
pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya
secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena
kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang
pemimpin seorang diri.
e)
Fungsi Pengendalian Fungsi
pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur
aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan
fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan,
pengarahan, koordinasi, dan pengawasan”
5. Tugas Kepemimpinan
Secara umum, tugastugas pokok
pemimpin meliputi.
a.
Penyusunan rencana. Penyusunan
organisasi pengarahan organisasi pengendalian penilaian atau pelaporan
b.
Mendorong (memotivasi) bawahan
untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun
c.
Membina bawahan agar dapat
memikul tanggung jawab tugas masing-masing secara baik
d.
Membina bawahan agar dapat
bekerja secara efektif dan eisien
e.
Menciptakan iklim kerja yang baik
dan harmonis
f.
Menyusun fungsi manajemen secara
baik
g.
Menjadi penggerak yang baik dan
dapat menjadi sumber kreativitas . Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan
pihak luar
6. Menteladani Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Dalam kaitan dengan ilmu
manajemen Rosululllah s.a.w dapat dijadikan sebagai teladan. Michael Hart dalam
bukunya 100 tokoh dunia (1994) yang paling dihormati menempatkan Muhammad s.a.w
sebagai pemimpin yang menempati urutan pertama. Mengapa? alasan pokoknya adalah
tidak ada pemimpin sekaliber Muhammad s.a.w dimana pengikutnya begitu cepat
bertambah, dan begitu fanatik terhadapnya kendatipun mereka tidak pernah
menemuinya bahkan semakin lama semakin disanjung-sanjung ajarannya. Tidak
seperti pemimpin lain yang banyak disanjung hanya pada saat hidup. Sifat-sifat
kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sudah banyak disanjung bahkan Allah berfirman
dalam Al-Qur’an Surat Al Ahzab ayat 21:
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri
teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” (Qs. Al Ahzab: 21).
Nabi Muhammad s.a.w hidup
bukan untuk dirinya, beliau berasal dari keluarga miskin tanpa unsur warisan
harta dan kekuasaan, beliau mandiri, jujur, berani, penyabar, adil mempunyai
visi kedepan, berwawasan jangka panjang, tegas, dipercaya, dan menyayangi
bawahannya. Inilah sifat-sifatnya sebagai pemimpin. Beliau tidak gila (harta,
tahta, dan wanita). Coba kita simak salah satu ayat yang menggambarkan
kecintaan Muhammad kepada sahabatnya. Dalam Al-Qur’an Surat At taubah ayat 128:
“Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu
sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang
terhadap orang-orang mukmin.” (Qs. Al Ahzab: 128).
Dalam ilmu manajemen
khususnya dalam ilmu kepemimpinan sifat-sifat seperti ini telah menjadi petuah
para ahli manajemen yaitu memperhatikan bawahan, mengembangkan bawahan, dan
mencintai bawahan.
7. Upaya meningkatkan kualitas Kepemimpinan
Berbicara masalah yang satu ini
kita bisa berpedoman pada satu faktor saja tetapi kita harus melihat dari
berbagi segi atau aspek kepemimpinan. Karena untuk menjadi seorang pemimpin
yang sukses dan berkualitas itu diperlukan beberapa faktor yang 154 dapat menunjang seseorang dapat memimpin dengan sukses. Salah satu
faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Sehat Jasmani dan Ruhani Berbicara masalah yang satu ini kita bisa
berpedoman pada satu faktor saja tetapi kita harus melihat dari berbagi segi
atau aspek kepemimpinan. Karena untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses dan
berkualitas itu diperlukan beberapa faktor yang dapat menunjang seseorang dapat
memimpin dengan sukses. Salah satu faktor-faktor tersebut antara lain:
b. Selalu berusaha beramal dan berakhlakul karimah Faktor ini tidak kalah
pentingnya dari faktor yang pertama. Bahwasanya seorang pemimpin harus memiliki
moral dan akhlaq yang baik. Mengingat seorang pemimpin itu sebagi tauladan
daripada anak buahnya.
c. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan pengetahuan diri Seorang
pemimpin harus berusaha untuk meningkatkan pengetahuannya dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas dirinya maupun kulaitas orang yang dipemimpinnya supaya
tidak ketinggalan zaman.
d.
Selalu berusaha menambah
pengalaman melalui pelatihan Mempunyai ilmu pengetahuan yang luas tanpa
dipraktekkan maka tidak akan bisa berkembang. Maka dari itu latihan dalam
berbagai kegiatan sangat perlu sakali guna meningkatkan kualitas kepemimpinan. Manajemen Organisasi